JATENG SURAKARTA

Karesidenan Surakarta
Pada 16 Juni 1946, dibentuk Karesidenan Surakarta dan terdiri dari daerah-daerah berikut:
Kota Praja Surakarta
Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Sukowati
Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Klaten,
Kabupaten Boyolali.



KOTA SURAKARTA

1. BENTENG VASTENBURG, SURAKARTA

Benteng Vastenburg 1910

Benteng Vastenburg adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun. Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balaikota Surakarta) di kawasan Gladak.

Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka (bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera. Setelah kemerdekaan, benteng ini digunakan sebagai markas TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970-1980-an bangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya.

2. GEREJA KATOLIK SANTO ANTONIUS
Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan adalah gereja Katolik pertama yang ada di Kota Solo. Hingga saat ini tidak ada data yang jelas kapan gereja ini dibangun, namun setiap tahunnya Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan memperingati Hari Jadi/Ulang tahun gereja setiap tanggal 13 Juni. Tanggal 13 Juni dipilih menjadi Hari Jadi/Ulang tahun Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan, karena dalam tanggal tersebut merupakan hari Santo Pelindung, Gereja Santo Antonius Purbayan. Gereja Santo Antonius Purbayan pada awalnya merupakan Stasi dari Gereja Gedangan Semarang. Letak Gereja yang sangat strategis, yaitu di sebelah Balaikota Solo, dan berada di pusat Kota Solo, menjadikan Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan sering dikunjungi oleh umat Katolik dari luar kota. Selain itu Gereja ini juga dilindungi oleh UU Cagar Budaya, karena Gereja ini merupakan salah satu dari banyak bangunan kuno di Kota Solo. Daerah sekitar Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan di juga masih ada beberapa bangunan kuno yang masih terjaga keasliannya diantaranya Pasar Gede, Gedung Bank Indonesia, Benteng Vastenburg, Kraton Kasunanan. Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan memiliki perbedaan dibandingan pada awal mula pembangunan Gereja ini. Perbedaan yang mencolok adalah sisi dalam Gereja diperlebar tanpa mengurangi sisi historis bangunan ini.