Pada
tahun 1949-1950 museum ini berfungsi sebagai markas Divisi Siliwangi pertama di
Bandung. Sebagai markas militer, gedung ini pernah menjadi sasaran utama
serangan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pada 23 Januari 1950 dibawah pimpinan
Raymond Westerling.
Museum
Mandalawangsit Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1910.
Untuk
mengingat pentingnya pewarisan perjuangan ’45 kepada generasi muda,
maka didirikanlah museum Mandala Wangsit Siliwangi ini. Museum ini
berisi koleksi benda-benda bersejarah pada masa perjuangan kemerdekaan, masa peperangan dan masa perjuangan Rakyat Jawa Barat lainnya. Senjata tradisional berbentuk kujang, keris, pedang, golok, tombak, pana, pedang bambu, samurai, dan senjata api dari berbagai jenis bisa kita temukan di museum ini. Selain koleksi alat – alat perang diatas, terdapat juga foto – foto perjuangan antara tahun 1945–1949, foto para pahlawan dan foto–foto bersejaran lainnya.
maka didirikanlah museum Mandala Wangsit Siliwangi ini. Museum ini
berisi koleksi benda-benda bersejarah pada masa perjuangan kemerdekaan, masa peperangan dan masa perjuangan Rakyat Jawa Barat lainnya. Senjata tradisional berbentuk kujang, keris, pedang, golok, tombak, pana, pedang bambu, samurai, dan senjata api dari berbagai jenis bisa kita temukan di museum ini. Selain koleksi alat – alat perang diatas, terdapat juga foto – foto perjuangan antara tahun 1945–1949, foto para pahlawan dan foto–foto bersejaran lainnya.
Museum
bersejarah ini diresmikan oleh Pangdam III/Siiliwangi ke-8 pada tanggal 23 Mei
1966. kini museum ini juga difungsikan sebagai saran pendidikan. Oleh karena
itu, untuk mendukung sebagai sarana pendidikan, Museum Mandala Wangsit
Siliwangi dilengkapi lukisan diorama dan ruang audio visual untuk pemutaran
film dokumenter. Tapi sayang, sejak 1990 ruang audio visual tidak bisa
digunakan lagi karena rusak. Berbagai benda yang digunakan pada masa perjuangan
dulu oleh pemuda di Jawa Barat dalam menentang berbagai bentuk penjajahan
disimpan dalam Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Museum
ini terletak di jalan Lembong No 38, Bandung. Pembangunan museum ini
berlangsung selama 5 tahun (1910-1915). Dulu, museum ini dibangun sebagai
tempat tinggal perwira Belanda. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini diambil
alih oleh pasukan tentara Siliwangi (sekitar tahun 1949-1950) dan digunakan
sebagai markas Divisi Siliwangi.
Siliwangi
sendiri merupakan nama seorang pendiri Kerajaan Pajajaran, raja yang terkenal
sangat arif dan bijaksana serta berwibawa dalam menjalankan tugasnya di
pemerintahan. Sedangkan Mandala Wangsit adalah sebuah tempat untuk menyimpan
amanat, nasihat, ataupun petuah-petuah dari pejuang masa lalu kepada generasi
penerus dalam bentuk benda-benda peninggalannya.
Bangunan
ini diresmikan sebagai Museum Mandala Wangsit Siliwangi pada tangal 23 Mei 1966
oleh Panglima Divisi Siliwangi ke VIII Kolonel Ibrahim Adjie. Kemudian pada
tahun 1979 dibangun lantai 2 yang lalu diresmikan pada tanggal 10 November 1980
oleh Pangdam Siliwangi ke-15 Mayjen Yoga Sugama dan Prasastinya di tandatangani
oleh mantan Presiden RI Soeharto.
Benda-benda
yang bisa kita temukan di museum ini antara lain berupa senjata tradisional
berbentuk kujang, keris, pedang, golok, panah, tombak, Samurai, pedang bambu,
senjata api berbagai jenis, bahkan kendaraan militer yang pernah digunakan.
Ruang pamer yang tersedia terdiri dari :
•
Ruangan pertama yang akan kita temukan ketika memasuki museum ini adalah ruang
“zaman pergerakan nasional Indonesia”,. Kita akan langsung dipertemukan dengan
sosok jubah milik Kyai Agung Caringin yang berasal dari Menes-Banten, dan Hj.
Hasan Arif asal Cimareme.
•
Ruangan selanjutnya adalah ruang “Detik-detik Proklamasi”. Disini terdapat
koleksi-koleksi seperti naskah proklamasi kemerdekaan, dan bendera Merah-Putih
yang pernah dikibarkan oleh D. Suprayogi saat 17 Agustus 1945. Ada pula meja
dan kursi yang pernah dipakai untuk merencanakan perumusan naskah teks
proklamasi saat Soekarno-Hatta sempat diasingkan ke Rengasdengklok.
•
Ruangan yang ke-3 adalah “Palagan Bandung”, kejadian-kejadian yang pernah terjadi
di kota Bandung, contohnya seperti “Bandung Lautan Api”. Selain lukisan-lukisan
yang menggambarkan peristiwa Bandung Lautan Api, juga ada lukisan-lukisan
anggota TRIP (tentara pelajar) Batalyon II Resimen 8 Divisi IV Siliwangi tahun
1946 dan seragam anggota TRIP.
•
Ruang terakhir di lantai 1 adalah ruang “Perang Kemerdekaan”. Namun kita masih
dapat mengunjungi dan melihat-lihat koleksi yang ada di lantai 2 museum ini,
seperti tunggul batalyon, foto kekejaman Westerling dan APRA, dan koleksi lain
yang berhubungan dengan pemberontakan APRA-RMS.
Yang
menjadi keunggulan museum ini adalah koleksi-koleksinya yang selalu terjaga
keasliannya. Oleh karena itu, kunjungi Bandung dan kenali juga peninggalan
sejarahnya.
Museum
Mandala Wangsit Siliwangi, dibuka untuk umum pada hari Senin-Kamis, Pukul 08.00
s.d. 13.00 WIB, Jum’at pukul 08.00 s.d. 10.00 Wib, dan Sabtu pukul 08.00 s.d.
12.00 WIB.
Fasilitas
yang ada :
Tempat
Parkir, ruang pamer, Toilet umum.
Aksesibiltas
:
Terletak
di pusat Kota Bandung, dan dapat dicapai dengan mempergunakan semua jenis
kendaraan, baik kendaraan probadi maupun kendaraan umum.